Meningkatnya Kasus Rabun Jauh pada Anak Setelah Pandemi: Gadget dan Kurangnya Aktivitas Luar Ruangan Jadi Biang Keladinya
Dunia pasca pandemi COVID-19 memang membawa perubahan di berbagai sektor kehidupan, tak terkecuali kesehatan. Salah satu fenomena yang cukup mengkhawatirkan adalah peningkatan kasus rabun jauh atau miopia pada anak-anak. Kondisi ini tentu menarik perhatian banyak pihak, mengingat penglihatan yang sehat sangat krusial bagi tumbuh kembang anak.
Spesialis mata, Dr. dr. Feti Karfiati Memed SpM(K) M.Kes, mengungkapkan bahwa peningkatan kasus rabun jauh pada anak pasca pandemi mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Di Jawa Barat sendiri, peningkatannya mencapai angka 40%. Salah satu faktor utama yang ditengarai sebagai pemicu adalah perubahan gaya hidup anak selama pandemi, di mana intensitas penggunaan gadget meningkat tajam seiring dengan sistem pembelajaran jarak jauh.
Gadget dan Kurangnya Aktivitas Luar Ruangan, Dua Sejoli Pemicu Rabun Jauh pada Anak
Bayangkan, selama pandemi, anak-anak terpaksa berjam-jam menghadap layar laptop atau gadget untuk mengikuti pembelajaran daring. Belum lagi, waktu luang mereka juga banyak dihabiskan untuk bermain game online atau berselancar di media sosial. Kondisi ini tentu sangat berbeda dengan aktivitas mereka sebelum pandemi, di mana mereka memiliki lebih banyak kesempatan untuk bermain di luar ruangan dan melihat objek-objek jarak jauh.
Dr. Feti menjelaskan bahwa melihat objek dalam jarak dekat secara terus-menerus, seperti layar gadget, dapat membuat otot mata menjadi tegang dan lama-kelamaan menyebabkan perubahan bentuk bola mata. Bola mata yang seharusnya berbentuk bulat sempurna justru menjadi lebih lonjong, sehingga menyebabkan kesulitan dalam melihat objek jarak jauh. Inilah yang disebut dengan rabun jauh atau miopia.
Mencegah Rabun Jauh pada Anak: Peran Penting Orang Tua dan Aktivitas Luar Ruangan
Menyadari meningkatnya tren rabun jauh pada anak, Dr. Feti menyampaikan pentingnya peran orang tua dalam mencegah dan mengendalikan kondisi ini. Salah satu langkah penting adalah membatasi penggunaan gadget pada anak. “Usahakan anak tidak terpapar gadget lebih dari 20 menit, setelah itu beristirahatlah dengan melihat objek jarak jauh selama beberapa saat,” ujarnya.
Selain itu, Dr. Feti juga menekankan pentingnya aktivitas luar ruangan bagi kesehatan mata anak. Bermain di luar ruangan, seperti bersepeda, berenang, atau sekedar berjalan-jalan di taman, memberikan kesempatan bagi mata untuk beristirahat sejenak dari paparan layar digital. “Ajaklah anak untuk bermain di luar ruangan minimal dua jam sehari. Hal ini sangat baik untuk kesehatan mata mereka,” tambahnya.
Pentingnya Deteksi Dini dan Penanganan Rabun Jauh
Rabun jauh pada anak memang menjadi perhatian serius di era digital ini. Namun, bukan berarti kondisi ini tidak dapat dicegah dan dikendalikan. Peran aktif orang tua dalam membatasi penggunaan gadget, mengajak anak beraktivitas di luar ruangan, serta melakukan deteksi dini melalui pemeriksaan mata secara rutin, sangat penting untuk menjaga kesehatan mata anak dan mencegah rabun jauh yang lebih parah. Ingat, mencegah lebih baik daripada mengobati, bukan?