Sahabat kali ini admin ingin sharing soal analisa pembelajaran di Kurikulum 2022 difokuskan pada analisa formatif yang dilaksanakan secara berkala. Penilaian formatif yang dilaksanakan pendidik tidak cuma analisa untuk pembelajaran (assessment for learning) tapi juga analisa selaku pembelajaran (assessment as learning).
Seperti yang kita ketahui bahwa analisa selaku pembelajaran yakni proses analisa yang dilaksanakan pendidik yang memungkinkan penerima didik menyaksikan capaian dan perkembangan belajarnya untuk menyeleksi sasaran belajar.
Agar analisa formatif dan pembelajaran menjadi suatu kesatuan, penyusunan rencana analisa formatif dibentuk menyatu dengan penyusunan rencana pembelajaran dalam Modul Ajar. Penilaian formatif memicu pembelajaran lebih bermutu dan lebih menjamin tercapainya tujuan pembelajaran bagi setiap penerima didik.
Informasi Terbaru :
Pengumuman PPPK Guru 2023/2024
Beberapa macam analisa formatif yang sanggup dipraktikan oleh Guru dalam kurikulum Merdeka 2022 :
1. Observasi (Pengamatan)
Pendidik sanggup mengenali apa yang sudah dan/atau belum dikuasai oleh penerima didik lewat apa yang dikatakan, dilakukan, dan dihasilkan oleh penerima didik. Saat proses kegiatan mencar ilmu mengajar berlangsung, pengamatan sanggup dilaksanakan oleh pendidik untuk mengenali apa yang sudah dan belum dikuasai oleh penerima didik dalam hal sikap, pengetahuan, dan keahlian penerima didik.
Terdapat beberapa bentuk instrumen yang sanggup digunakan oleh para pendidik untuk mendapat data mengenai perkembangan penerima didik:
- Catatan Anekdot,
- Buku Catatan Anekdot,
- Kartu Catatan Anekdot, dan
- Label atau Catatan Tempel (Sticky Notes)
2. Bertanya (Questioning)
Pertanyaan mesti dirumuskan dan disampaikan dengan baik oleh pendidik terhadap penerima didik secara lisan. Jawaban penerima didik terhadap pertanyaan pendidik sanggup menyediakan citra yang bagus mengenai perkembangan penguasaan kompetensi mereka.
Kemudian Pertanyaan biasanya disampaikan secara verbal pada awal, tengah, atau simpulan pelajaran. Peserta didik diberi waktu yang cukup untuk berpikir, mengingat apa yang sudah dipelajari. Pertanyaan pendidik tidak saja memicu pendidik mengenali hingga di mana penerima didik sudah menguasai kompetensi yang dituju, tapi juga menolong penerima didik belajar.
Selanjutnya Bertanya sanggup dilaksanakan dengan banyak sekali cara, tingkat kesusahan dan/atau jenis pertanyaan yang diberikan hendaknya bervariasi, dan menambahkan pertanyaan yang tidak sekedar menuntut kenangan akan sekumpulan fakta atau angka, tapi pertanyaan yang mendorong pelibatan proses kognitif tingkat tinggi (higher order thinking skills).
a. Diskusi
Pendidik sanggup mengawali diskusi dengan menyediakan pertanyaan terbuka untuk para penerima didik, kemudian menganggap pengertian penerima didik dengan menyimak balasan mereka dan dengan menghasilkan catatan anekdot. Diskusi membangun pengetahuan danmengembangkan keahlian berpikir kritis dan kreatif. Diskusi memungkinkan penerima didik untuk meningkatkan pengetahuan dan kedalaman pengertian mereka sekaligus meluruskan informasi yang salah.
b. Menyebutkan hal-hal yang sudah dipelajari
Pendidik sanggup mencermati bagian-bagian yang masih belum dimengerti sehingga sanggup diperbaiki secara eksklusif atau pada konferensi berikutnya. Pada pertengahan pembelajaran suatu bab, pendidik sanggup meminta penerima didik menghasilkan daftar bahan yang sudah mereka pelajari dalam pecahan tersebut. Pendidik kemudian menghimpun dan membaca daftar-daftar tersebut untuk mendapat citra mengenai hingga mana penerima didik menguasai bahan tersebut.
c. Pertanyaan dengan Jawaban Terbuka
Pertanyaan terbuka mewajibkan penerima didik berpikir mengenai balasan mereka dan menggunakan pengetahuan dan pengertian mereka mengenai suatu topik dalam balasan mereka. Pertanyaan pertanyaan dengan kata ‘mengapa’ sering mendorong pemikiran yang lebih mendalam. Pertanyaan-pertanyaan dengan balasan terbuka memungkinkan pendidik untuk menyeleksi perkembangan capaian mencar ilmu penerima didik. Pendidik memberi pertanyaan yang tidak sanggup dijawab cuma dengan ‘ya’ atau ‘tidak’ atau balasan satu kata lainnya.
d. Pertanyaan-Pertanyaan yang Dibuat oleh Peserta didik
Peserta didik diminta untuk menghasilkan pertanyaan dan menuliskan kemungkinan jawabannya. Peserta didik mesti mempertimbangkan pertanyaan apa yang mau menampilkan pengertian mendalam mengenai suatu topik.
Ketika penerima didik sudah selesai menghasilkan pertanyaan dan menulis jawaban, pendidik meminta mereka mengumpulkannya, kemudian pendidik membaca pertanyaan-pertanyaan dan jawaban-jawaban tersebut untuk mendapat citra mengenai sejauh mana penerima didik menguasai suatu topik.
Peserta didik kemudian menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dan mengembalikannya terhadap penerima didik pembuat pertanyaan yang dinilai. Pendidik menggunakan pertanyaan pemulai selaku pembuka diskusi kelas atau mintalah penerima didik bertukar lembar pertanyaan yang mereka buat.
Doronglah penerima didik untuk menyediakan masukan yang positif dan deskriptif terhadap temannya yang sudah menjawab pertanyaan-pertanyan yang mereka buat. Peserta didik biasanya bahagia berperan selaku pendidik.
3. Uraian Singkat
Pendidik menyediakan suatu pertanyaan terhadap penerima didik dan meminta mereka menjawabnya. Uraian Singkat merupakan teknik analisa formatif yang cepat dan memungkinkan pendidik untuk menyimpulkan tingkat penguasaan penerima didik dalam suatu topik pembelajaran.
Kemudian pendidik menerangkan bahwa mereka mempunyai waktu yang sungguh singkat (biasanya satu menit) untuk menuliskan balasan mereka. Untuk itu, pendidik mesti menentukan bahwa pertanyaan yang disampaikan sanggup dijawab dalam waktu singkat.
Pertanyaan-pertanyaan yang digunakan sanggup menghasilkan penerima didik mencerminkan penguasaan bahan dan menghubungkannya dengan kehidupan mereka masing-masing.
4. Ringkasan Singkat
Kedalaman ringkasan-ringkasan yang dibentuk penerima didik akan menampilkan tingkat pengertian mereka mengenai bahan tersebut dan menyediakan arah untuk planning pembelajaran selanjutnya. Pendidik meminta penerima didik untuk menghasilkan ringkasan singkat dari bahan yang sudah mereka pelajari akan menyediakan informasi mengenai pengertian penerima didik mengenai bahan tersebut.
5. Contoh dan Bukan Contoh
Contoh dan bukan pola menyediakan pendidik informasi mengenai tingkat pengertian penerima didik. Pendidik meminta penerima didik untuk menyediakan pola dan bukan pola dari suatu topik yang sedang dibahas.
Selama penerima didik mempelajari suatu pecahan mengenai adonan dan senyawa dalam pelajaran IPA, penerima didik diminta untuk memberi pola dan bukan pola campuran, serta menerangkan argumentasi mereka untuk mengkategorikan setiap pola dan bukan contoh. Misalnya, selama pembelajaran mengenai sumber-sumber energi, penerima didik diminta memberi pola sumber energi terbarukan dan pola bukan energi terbarukan.
6. Kartu Jawaban
Ada banyak kegunaan kartu balasan di dalam kelas. Pendidik menyediakan suatu pertanyaan dan meminta penerima didik untuk menjawab dengan mengangkat kartu balasan mereka. Kartu balasan yang paling lazim merupakan pertanyaan dengan balasan ‘YA’ atau ‘TIDAK’.
Setelah diberikan satu pertanyaan, penerima didik menjawab dengan mengangkat kartu balasan mereka. Pendidik mencermati seluruh kelas dengan singkat, dan menyediakan analisa terhadap pengertian mereka. Peserta didik diberi dua macam kartu jawaban. Satu kartu dengan kata ‘YA’ dan yang lain dengan kata ‘TIDAK’.
7. Memecahkan Masalah
Jawaban/solusi mereka sanggup menampilkan tingkat penguasaan mereka terhadap bahan yang sedang dipelajari. Jawaban/solusi yang dikemukakan penerima didik menyediakan isyarat mengenai jenis kegiatan pembelajaran yang dikehendaki pada pelajaran selanjutnya. Pendidik menampilkan suatu perkara terhadap penerima didik secara individu atau golongan dan meminta mereka memecahkannya. Peserta didik sanggup menyatakan jawaban/solusi terhadap perkara secara verbal atau tertulis.
8. Peta Konsep
Dari representasi visual yang dibentuk penerima didik, pendidik sanggup menganggap seberapa baik pengertian penerima didik mengenai rancangan tertentu. Penilaian formatif sanggup dilaksanakan dengan meminta penerima didik menghasilkan representasi visual, umpamanya peta konsep.
9. Latihan Presentasi
Peserta didik berlatih penyajian di depan teman-teman sekelas mereka. Dengan menyimak penerima didik latihan presentasi, pendidik sanggup dengan mudah menyeleksi tingkat pengertian penerima didik mengenai konsep-konsep yang penting sekaligus mengenali perkembangan keahlian menyuguhkan pemikiran mereka menurut persyaratan yang sudah diputuskan sebelumnya. Latihan penyajian semestinya dilaksanakan beberapa hari sebelum tanggal penyajian yang sesungguhnya. Pendidik menyediakan komentar mengenai faktor positif dari penyajian dan menyarankan perbaikan yang sanggup dilaksanakan guna meningkatkan mutu dari presentasinya.
Sumber :
Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendibud. 2019. Model Penilaian Formatif Pada Pembelajaran Abad 21 Untuk SD. Jakarta: Pusat Penilaian Pendidikan
Himbauan : Pengunjung yang terhormat, SSCNBKN.win bukan web resmi SSCASN, Pendaftaran CPNS dan PPPK 2023/2024 hanya satu portal di SSCASN.BKN.GO.ID.
Pendaftaran Seleksi CPNS maupun PPPK 2023/2024 TIDAK dikenakan biaya (GRATIS).
Apabila ada yang mengatasnamakan SSCNBKN.win menawarkan bantuan untuk kelulusan seleksi CPNS maupun PPPK dengan membayar sejumlah uang, maka itu bukanlah pihak kami dan sudah dipastikan itu Penipuan.
SSCNBKN.win tidak pernah meminta uang seperpun kepada siapapun, melalui media apapun. Salam hormat, terima kasih.